, , , , ,

Asal Usul dan Makna Songkran, Festival Air Thailand

oleh -85 Dilihat
makna songkran
makna songkran
banner 468x60

Songkran, festival air yang kini dikenal di seluruh dunia sebagai salah satu perayaan paling meriah, sebenarnya memiliki akar budaya dan spiritual yang sangat dalam. Dirayakan setiap tahun pada tanggal 13 hingga 15 April, Songkran menandai pergantian tahun dalam kalender tradisional Thailand dan merupakan momen penting dalam kehidupan masyarakat Negeri Gajah Putih.

Meskipun saat ini Songkran identik dengan perang air massal dan pesta jalanan, perayaan ini sejatinya lahir dari ritual spiritual dan penghormatan kepada leluhur. Nama “Songkran” berasal dari bahasa Sansekerta Sankranti, yang berarti “pergerakan” atau “pergantian”—merujuk pada perubahan posisi matahari dalam zodiak astrologi.

banner 336x280

Asal Usul Songkran dalam Tradisi Hindu-Buddha

Songkran merupakan warisan dari kebudayaan India yang tersebar melalui ajaran Hindu dan Buddha di Asia Tenggara. Dalam kepercayaan Hindu, pergantian posisi matahari ke dalam rasi Aries dianggap sebagai awal tahun baru. Tradisi ini kemudian diadopsi dan diadaptasi oleh masyarakat Thailand, dan bercampur dengan nilai-nilai Buddhis lokal.

Songkran bukan hanya momentum untuk bersuka cita, tetapi juga saat untuk “menyucikan diri”—baik secara fisik maupun spiritual. Oleh karena itu, praktik membersihkan patung Buddha, membasuh tangan orang tua, dan membersihkan rumah merupakan bagian dari ritual awal Songkran.

Makna Air dalam Songkran

Air adalah simbol utama dalam perayaan Songkran. Di balik kegembiraan saling menyiram air, tersembunyi makna yang lebih mendalam. Air melambangkan pembersihan dari dosa, kemalangan, dan energi negatif yang tertinggal dari tahun sebelumnya. Dengan disiram air, seseorang diharapkan dapat memulai tahun baru dengan bersih dan penuh keberuntungan.

Pada awalnya, air dituangkan secara lembut ke tangan orang yang lebih tua sebagai bentuk penghormatan dan permohonan berkah. Namun seiring berjalannya waktu, tradisi ini berkembang menjadi perayaan besar-besaran di jalan raya, dengan senjata air, ember, dan bahkan selang digunakan untuk menyemprotkan air kepada siapa saja yang lewat.

Nilai-Nilai Budaya yang Masih Dijaga

Meskipun kini telah menjadi festival yang ramai dan mendunia, masyarakat Thailand tetap menjaga esensi spiritual Songkran. Banyak warga lokal yang memulai hari pertama festival dengan berdoa di kuil, memberikan persembahan kepada biksu, serta melakukan ritual Rod Nam Dam Hua—menyiram air ke tangan orang tua atau tetua keluarga sebagai simbol penghormatan dan restu.

Ritual-ritual ini mengajarkan pentingnya keluarga, rasa hormat kepada orang yang lebih tua, dan keinginan untuk memperbaiki diri di tahun yang baru.

Transformasi Menjadi Daya Tarik Wisata Dunia

Seiring meningkatnya popularitas Songkran, festival ini menarik jutaan wisatawan dari seluruh dunia setiap tahunnya. Di kota-kota besar seperti Bangkok, Chiang Mai, dan Pattaya, Songkran tidak hanya menjadi ajang perayaan lokal, tetapi juga festival internasional yang dirayakan dengan konser, parade, dan berbagai acara budaya.

Pemerintah Thailand bahkan mempromosikan Songkran sebagai bagian dari “soft power” budaya untuk memperkenalkan kekayaan tradisi Thailand ke panggung global. Meski menghadirkan kemeriahan modern, para pelaksana tetap mengimbau wisatawan untuk menghormati nilai-nilai lokal yang terkandung di dalamnya.

Songkran adalah perpaduan unik antara spiritualitas dan perayaan sosial. Ia mengajarkan bagaimana sebuah tradisi bisa tetap relevan dan bermakna, bahkan ketika dibalut dalam euforia modern. Di balik tawa dan siraman air, tersembunyi doa, harapan, dan cinta akan budaya yang terus dijaga dari generasi ke generasi.

banner 336x280

Response (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.