Berita Terkini, Berita Viral, Berita Terpercaya – Saddam Hussein adalah salah satu pemimpin yang paling kontroversial dalam sejarah abad ke-20. Kepemimpinannya yang penuh dengan ketegangan, kebijakan otoriter, serta peranannya dalam konflik-konflik besar di Timur Tengah menjadikannya figur yang tak terlupakan. Dalam artikel ini, kita akan mengupas fakta-fakta menarik mengenai perjalanan hidup Saddam Hussein, dari awal kariernya hingga kejatuhannya yang penuh drama.
1. Lahir dalam Kemiskinan, Menjadi Pemimpin Besar
Saddam Hussein lahir pada 28 April 1937 di Al-Awja, sebuah desa kecil di dekat Tikrit, Irak. Ia dilahirkan dalam keluarga miskin, dan ayahnya meninggal ketika ia masih kecil. Kehidupan awalnya yang penuh kesulitan membentuk karakter kerasnya dan ambisi besar untuk mengubah nasib. Pada usia muda, ia bergabung dengan Partai Ba’ath, yang kemudian membawanya menuju puncak kekuasaan di Irak.
2. Pengaruhnya dalam Partai Ba’ath
Saddam Hussein dikenal sebagai anggota yang sangat ambisius dalam Partai Ba’ath, yang beraliran sosialis Arab. Pada tahun 1968, Partai Ba’ath berhasil mengambil alih kekuasaan di Irak melalui kudeta militer, dan Saddam Hussein memainkan peran penting dalam pengambilalihan tersebut. Ia kemudian menjadi wakil presiden di bawah Presiden Ahmad Hassan al-Bakr, namun secara efektif ia adalah orang yang memegang kendali negara.
3. Mengambil Alih Kekuasaan pada 1979
Pada tahun 1979, Saddam Hussein mengambil langkah berani untuk menggantikan Ahmad Hassan al-Bakr sebagai Presiden Irak. Setelah al-Bakr mengundurkan diri karena alasan kesehatan, Saddam Hussein menjadi presiden yang baru dan memulai masa pemerintahan yang otoriter. Di bawah kepemimpinannya, Irak mengalami pembangunan ekonomi yang pesat namun juga pengawasan yang ketat terhadap masyarakat.
4. Perang Iran-Irak (1980-1988)
Salah satu periode paling berdarah dalam sejarah Irak adalah ketika Saddam Hussein memimpin negara tersebut dalam Perang Iran-Irak yang berlangsung dari tahun 1980 hingga 1988. Perang ini dipicu oleh ketegangan antara kedua negara mengenai perbatasan dan dominasi regional di Timur Tengah. Saddam Hussein, dengan ambisi untuk memperluas pengaruh Irak, memutuskan untuk menyerang Iran. Meskipun Irak tidak meraih kemenangan, perang ini menyebabkan kehancuran besar dan menelan banyak korban jiwa, baik dari Irak maupun Iran.
5. Penggunaan Senjata Kimia dalam Perang Iran-Irak
Selama Perang Iran-Irak, Saddam Hussein dikenal karena menggunakan senjata kimia, yang merupakan salah satu pelanggaran besar terhadap hukum internasional. Serangan senjata kimia yang paling terkenal adalah serangan terhadap warga Kurdi di Halabja pada tahun 1988, yang menyebabkan ratusan orang tewas dan ribuan lainnya terluka. Penggunaan senjata kimia ini menjadi salah satu alasan mengapa Saddam Hussein sangat dibenci oleh banyak negara di dunia.
6. Invasi Kuwait dan Perang Teluk (1990-1991)
Pada tahun 1990, Saddam Hussein membuat keputusan kontroversial dengan menginvasi Kuwait. Invasi ini dipicu oleh perselisihan mengenai utang perang yang Irak hadapi setelah Perang Iran-Irak, serta klaim teritorial terhadap Kuwait. Negara-negara Barat, dipimpin oleh Amerika Serikat, segera bereaksi dengan mengirimkan pasukan koalisi untuk menggulingkan pasukan Irak dalam Perang Teluk (Gulf War) pada 1991. Keberhasilan koalisi internasional dalam mengalahkan pasukan Irak menyebabkan Saddam Hussein semakin terisolasi di dunia internasional.
7. Kejatuhan dan Invasi AS (2003)
Meskipun Saddam Hussein berhasil bertahan di kekuasaannya selama bertahun-tahun, masa pemerintahannya mulai goyah setelah Perang Teluk. Pada tahun 2003, Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden George W. Bush melancarkan invasi ke Irak dengan alasan bahwa Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal (WMD) dan mendukung terorisme internasional. Invasi ini, yang dikenal dengan nama Perang Irak, menyebabkan kejatuhan pemerintahan Saddam Hussein dan akhirnya penangkapannya oleh pasukan AS.
8. Pengadilan dan Eksekusi
Setelah penangkapannya, Saddam Hussein diadili oleh pengadilan Irak atas tuduhan kejahatan terhadap umat manusia, termasuk pembunuhan massal terhadap warga Kurdi dan pemberontak Shiah. Pada 5 November 2006, ia dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Irak karena perannya dalam pembunuhan 148 orang warga Syi’ah di Dujail pada 1982. Pada 30 Desember 2006, Saddam Hussein dieksekusi melalui gantung diri.
9. Kontroversi dan Warisan
Saddam Hussein meninggalkan warisan yang sangat kontroversial. Di satu sisi, ia dikenang sebagai seorang pemimpin yang berhasil memodernisasi Irak, membangun infrastruktur, dan menjaga kestabilan di negaranya. Namun, di sisi lain, kebijakan represifnya, pelanggaran hak asasi manusia, dan tindakan agresif terhadap negara tetangga menjadikannya sebagai sosok yang sangat dibenci. Bagi sebagian orang, ia tetap dipandang sebagai pahlawan yang melawan dominasi Barat, sementara bagi yang lainnya, ia adalah simbol tirani yang harus dihancurkan.
10. Jejak Sejarah yang Tak Terlupakan
Kejatuhan Saddam Hussein menandai berakhirnya era kepemimpinan otoriter di Irak, tetapi dampaknya masih terasa hingga hari ini. Invasi Irak, yang menggulingkan Saddam, telah membawa Irak ke dalam konflik yang berkepanjangan, dengan dampak besar terhadap keamanan dan stabilitas Timur Tengah. Meskipun begitu, perdebatan mengenai warisan Saddam Hussein terus berlanjut, dengan banyak yang melihatnya sebagai figur yang penuh dengan paradoks – seorang pemimpin yang sekaligus dipuja dan dibenci.