https://kabarpetang.com/ Nama Elon Musk sering kali terdengar sebagai simbol kejayaan teknologi masa kini. Namun, sedikit yang tahu tentang sosok di baliknya—Errol Musk, sang ayah yang punya cerita hidup tak kalah kompleks. Seorang insinyur asal Afrika Selatan, Errol dikenal cerdas, ambisius, dan penuh kontroversi. Hubungannya dengan Elon pernah sangat dekat, tapi kemudian berubah menjadi tegang dan penuh konflik.
Latar Belakang dan Kehidupan Awal
Errol Musk lahir dan besar di Pretoria, Afrika Selatan. Ia berasal dari keluarga yang relatif mapan dan dikenal memiliki kemampuan akademis luar biasa. Errol menekuni berbagai bidang teknik, termasuk elektroteknik dan mekanik. Ia juga memiliki lisensi sebagai pilot dan pelaut, menunjukkan ketertarikannya pada dunia yang luas dan penuh tantangan.
Errol menikah dengan Maye Musk, seorang model dan ahli gizi asal Kanada, dan dari pernikahan ini lahirlah Elon Musk, Kimbal Musk, dan Tosca Musk. Mereka kemudian bercerai, dan anak-anak tinggal bergantian antara kedua orang tua.
Peran Errol dalam Kehidupan Elon
Sebagai ayah, Errol berperan penting dalam pendidikan awal Elon. Ia memperkenalkan Elon pada dunia teknologi, komputer, dan logika berpikir. Dalam beberapa wawancara, Elon mengakui bahwa ayahnya sangat cerdas, bahkan menyebutnya sebagai “evil genius” karena kecerdasan yang luar biasa namun dibarengi dengan sikap yang sering sulit dimengerti.
Errol pernah membelikan Elon komputer pertama saat berusia 10 tahun, dan Elon belajar pemrograman sendiri hingga membuat game pertamanya pada usia 12 tahun. Namun, meski kontribusinya dalam membentuk intelektualitas Elon diakui, hubungan emosional mereka jauh dari harmonis.
Kontroversi dan Hubungan yang Retak
Errol Musk bukan tanpa kontroversi. Ia pernah menjadi sorotan media karena keputusan-keputusan hidupnya yang dianggap tidak konvensional. Salah satu kontroversi terbesar adalah saat ia mengakui memiliki anak dari hubungan dengan anak tiri yang pernah ia besarkan sejak kecil—sebuah berita yang memperkeruh citranya di mata publik dan juga di mata Elon.
Elon Musk dalam berbagai wawancara mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki hubungan yang dekat dengan ayahnya. Bahkan, dalam satu wawancara, Elon berkata, “My father is a terrible human being.” Meski demikian, Elon tetap tidak menyangkal bahwa kecerdasan dan pengaruh ayahnya turut membentuk siapa dirinya hari ini.
Warisan yang Tak Terlihat
Walaupun hubungan pribadi mereka rumit, tak dapat disangkal bahwa Errol Musk punya andil dalam membentuk karakter Elon yang kuat, tangguh, dan berani mengambil risiko. Keberanian Elon untuk mengambil keputusan besar dan mengejar ide-ide besar bisa jadi merupakan cerminan dari pengaruh sang ayah.
Kesimpulan
Kisah Errol Musk adalah gambaran bahwa di balik seorang tokoh besar seperti Elon Musk, ada sejarah keluarga yang tidak selalu ideal. Errol mungkin bukan sosok ayah teladan menurut pandangan umum, namun dari dialah Elon belajar banyak hal—baik yang bersifat teknis maupun pelajaran hidup.
Hubungan ayah dan anak ini menunjukkan bahwa inspirasi tidak selalu datang dari tempat yang sempurna. Kadang, justru dari konflik dan luka masa lalu, seseorang bisa tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa.
Baca juga https://kabarpetang.com/2025/03/15/elon-musk-berbicara-soal-mark-zuckerberg-persaingan-atau-kolabor
Response (1)