, , , , , , , , ,

Kampanye Minum Air Rebus Kembali Digalakkan di Sekolah Dasar

oleh -31 Dilihat
minum air rebus
minum air rebus
banner 468x60

Latar Belakang: Ancaman di Balik Air Minum Sehari-hari

https://kabarpetang.com/ Dalam satu dekade terakhir, pola konsumsi air minum masyarakat Indonesia mengalami pergeseran. Air kemasan menjadi pilihan praktis di tengah gaya hidup modern, bahkan di kalangan anak-anak sekolah dasar. Namun, bersamaan dengan kenyamanan itu, muncul sejumlah isu:

  • Ketergantungan pada air dalam kemasan plastik
  • Kurangnya kontrol kualitas dari air isi ulang yang tidak tersertifikasi
  • Biaya tambahan bagi keluarga berpenghasilan rendah
  • Meningkatnya volume sampah plastik

Melihat kondisi ini, sejumlah Dinas Pendidikan dan Kesehatan Daerah memutuskan untuk menghidupkan kembali kampanye minum air rebus di sekolah dasar—sebuah tradisi yang dulu dianggap sederhana namun kini relevan sebagai solusi kesehatan dan lingkungan.

banner 336x280

Kampanye yang Digagas: “Air Rebus Itu Keren”

Mulai Juli 2025, gerakan bertajuk “Air Rebus Itu Keren” resmi diluncurkan di lebih dari 300 SD di Jawa Tengah, Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur. Gerakan ini bertujuan:

  1. Membiasakan anak-anak minum air matang yang aman.
  2. Mengurangi konsumsi air kemasan sekali pakai.
  3. Menanamkan kesadaran PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
  4. Mendorong keterlibatan keluarga dan guru dalam praktik sehat.

Gerakan ini bukan hanya imbauan lisan, tapi melibatkan serangkaian kegiatan terstruktur seperti lomba botol minum, inspeksi air galon di sekolah, hingga pelatihan kecil bagi orang tua tentang pentingnya air bersih yang benar-benar matang.


Kenapa Air Rebus?

Air rebus—jika direbus sampai mendidih selama minimal 5 menit—dianggap sebagai salah satu metode penjernihan air paling efektif dan murah di rumah tangga. Keunggulannya:

  • Membunuh bakteri, virus, dan parasit penyebab diare dan penyakit lain.
  • Tidak memerlukan alat tambahan seperti filter.
  • Aman dikonsumsi tanpa efek samping kimia.
  • Ramah lingkungan karena tidak menghasilkan sampah plastik.

Di sisi lain, air isi ulang di depot sering kali tidak melalui pengawasan mutu yang ketat. Hasil riset Kemenkes tahun 2023 menunjukkan bahwa 34% sampel air isi ulang tidak layak konsumsi karena kontaminasi mikroba.


IV. Strategi Penerapan di Sekolah

1. Setiap Anak Membawa Botol Minum Sendiri

Setiap siswa diwajibkan membawa botol minum dari rumah yang berisi air rebus. Guru secara berkala memeriksa apakah air benar-benar berasal dari rumah atau membeli di luar.

2. Pojok Air Panas dan Refill

Sekolah menyediakan dispenser air panas dan galon berisi air rebus untuk refill, khususnya bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.

3. Edukasi Interaktif dan Visual

Poster, lagu, dan video pendek tentang manfaat air rebus diputar rutin dalam kegiatan belajar. Bahkan ada maskot lucu bernama “Si Rebus” yang digunakan dalam program.

4. Keterlibatan Orang Tua

Melalui grup WhatsApp dan forum wali murid, pihak sekolah aktif menyosialisasikan cara merebus air dengan benar dan ajakan memberi bekal air matang untuk anak.


Respons Anak dan Guru: Antara Tantangan dan Semangat Baru

Pada tahap awal, tidak sedikit anak yang masih terbiasa membawa air kemasan berlabel. Beberapa bahkan merasa malu ketika diketahui membawa air rebus dari rumah.

“Awalnya aku malu, takut diejek. Tapi setelah dijelasin, aku malah bangga. Botolku juga lebih bagus sekarang,”
— Aulia, siswa kelas 4 SD di Salatiga

Para guru pun melihat perubahan positif:

“Anak-anak jadi lebih sadar pentingnya minum air bersih, dan kami juga lebih mudah mengontrol asupan cairan mereka,”
— Ibu Lilis, guru kelas di SDN 3 Samarinda

Namun, tantangan tetap ada:

  • Masih ada sekolah tanpa akses air bersih memadai.
  • Beberapa orang tua mengeluhkan kerepotan tambahan.
  • Tidak semua anak memahami konsep “air matang” secara teknis.

Dampak Positif yang Mulai Terlihat

Meskipun baru berjalan kurang dari satu bulan, sejumlah sekolah melaporkan:

  • Penurunan kasus gangguan pencernaan ringan pada siswa hingga 25% dibanding bulan sebelumnya.
  • Sampah botol plastik di sekolah berkurang signifikan.
  • Anak-anak lebih terbiasa membawa botol sendiri dan minum air saat haus, mencegah dehidrasi ringan.

Selain itu, muncul pula semangat kompetitif antar kelas: siapa yang paling banyak membawa air rebus dan mengurangi sampah plastik. Bahkan ada SD di Solo yang memberi “pin hijau” khusus bagi siswa teladan dalam kampanye ini.


Bukan Sekadar Kesehatan Fisik

Kampanye ini secara tidak langsung juga mengembangkan karakter disiplin, tanggung jawab, dan empati lingkungan pada anak sejak dini. Guru-guru melihat siswa mulai saling mengingatkan, berbagi air, dan bahkan menyarankan kepada orang tua mereka untuk ikut minum air rebus di rumah.

Dampak psikososial lainnya:

  • Anak merasa lebih mandiri karena menyiapkan botol dan isinya sendiri.
  • Terbangun rasa percaya diri karena memahami manfaat kebiasaan sehat.
  • Terjadi komunikasi dua arah antara anak dan orang tua soal kebersihan dan kesehatan.

Apa yang Bisa Kita Lakukan di Rumah?

Untuk mendukung kampanye ini, orang tua dan masyarakat bisa mengambil peran penting:

  1. Sediakan air rebus setiap hari, disimpan dalam wadah bersih dan tertutup.
  2. Ajarkan anak merebus air dengan aman, jika usia dan situasi memungkinkan.
  3. Pilih botol minum tahan panas dan mudah dibersihkan untuk anak.
  4. Jadilah contoh—orang tua juga minum air rebus di rumah.
  5. Kurangi membeli air kemasan, kecuali benar-benar diperlukan.

Harapan Jangka Panjang

Kampanye air rebus ini diharapkan menjadi awal dari perubahan budaya konsumsi air di Indonesia—kembali pada kearifan lokal yang hemat, sehat, dan ramah lingkungan. Jika digerakkan dengan konsisten dan menyeluruh, bukan tidak mungkin:

  • Angka penyakit berbasis air menurun signifikan.
  • Volume sampah plastik nasional ikut terkendali.
  • Anak-anak tumbuh dengan kebiasaan sehat sejak usia dini.

Penutup: Air Rebus, Tradisi Lama yang Relevan Kembali

Kadang, jawaban atas masalah modern tidak selalu datang dari teknologi terbaru. Air rebus—praktik yang diwariskan nenek moyang—ternyata menjadi solusi yang tepat untuk tantangan hari ini.

Dengan komitmen bersama antara sekolah, orang tua, dan murid, kampanye “Air Rebus Itu Keren” tak hanya menyegarkan tubuh, tapi juga memperkuat nilai-nilai sehat dan sadar lingkungan di masa depan.


Baca juga https://dunialuar.id/

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.