Kabarpetang.com Beras merupakan makanan pokok bagi banyak masyarakat dunia, dan di kawasan Timur Tengah, beras Arab memiliki tempat yang istimewa. Tak hanya menjadi dasar dalam berbagai hidangan ikonik seperti nasi mandhi dan kabsah, beras Arab juga dikenal karena aroma khasnya, bentuk butir yang panjang, dan kemampuannya menyerap rempah-rempah dengan sempurna.
Meski kerap disebut “beras Arab“, sebenarnya istilah ini mengacu pada berbagai jenis beras aromatik yang digunakan luas di wilayah Jazirah Arab dan sekitarnya, dengan asal-usul dan karakteristik unik. Artikel ini akan mengupas tuntas jenis-jenis utama beras Arab, ciri khasnya, dan bagaimana penggunaannya membentuk kekayaan kuliner Timur Tengah.
Asal-Usul dan Sejarah Singkat Beras Arab
Istilah “beras Arab” merujuk pada beras yang banyak dikonsumsi dan dibudidayakan di negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Yaman, UEA, Oman, hingga Mesir. Namun, sebagian besar beras ini sebenarnya diimpor dari negara lain, terutama dari India dan Pakistan, tempat di mana varietas beras aromatik seperti Basmati dan Jazmine berasal.
Dalam sejarahnya, beras masuk ke wilayah Arab melalui jalur perdagangan kuno, termasuk Jalur Sutra dan perdagangan laut di Laut Arab dan Samudera Hindia. Para pedagang dari India dan Asia Tenggara membawa beras bersama rempah-rempah dan menyebarkannya ke budaya Arab. Sejak saat itu, beras menjadi bahan makanan penting dalam berbagai upacara keagamaan, pesta pernikahan, dan masakan sehari-hari.
Jenis-Jenis Beras Arab yang Populer
Berikut adalah beberapa jenis beras yang paling dikenal dalam kategori “beras Arab”:
1. Beras Basmati
Beras Basmati berasal dari kaki Pegunungan Himalaya dan menjadi favorit di banyak masakan Arab. Karakteristiknya adalah butiran panjang, tipis, dan ringan, serta aroma harum khas yang muncul saat dimasak.
Basmati sangat cocok untuk hidangan seperti:
- Nasi mandhi
- Biryani (yang juga populer di komunitas Muslim Timur Tengah)
- Kabsah
- Nasi kebuli
Basmati juga memiliki indeks glikemik yang relatif lebih rendah dibanding beras biasa, menjadikannya pilihan populer bagi mereka yang ingin menjaga kadar gula darah.
2. Beras Jazmine
Jazmine rice (beras melati), meskipun lebih umum di Asia Tenggara, juga digunakan di wilayah Timur Tengah karena aromanya yang lembut dan teksturnya yang lebih lembut dibanding basmati. Jenis ini cocok untuk nasi tim yang disajikan dengan kuah atau daging berempah.
3. Beras Sella (Parboiled Basmati)
Ini adalah versi basmati yang sudah melalui proses parboiling (setengah matang sebelum dikeringkan), sehingga lebih tahan pecah saat dimasak. Sella rice sangat disukai oleh restoran dan katering Timur Tengah karena hasil nasinya yang selalu terpisah dan tampak “mengembang”.
Ciri Khas Beras Arab
Apa yang membedakan beras Arab dari beras lainnya? Berikut beberapa ciri khas utamanya:
- Butiran Panjang dan Kurus: Tidak seperti beras lokal Indonesia yang cenderung bulat pendek, beras Arab memiliki butiran yang ramping dan bisa memanjang dua kali lipat saat dimasak.
- Aroma Khas: Aroma harum saat dimasak menjadi daya tarik utama. Hal ini berasal dari senyawa alami seperti 2-acetyl-1-pyrroline.
- Tekstur Ringan dan Terpisah: Saat dimasak dengan benar, nasi dari beras Arab tidak menggumpal dan terasa ringan di mulut.
- Kemampuan Menyerap Rasa: Beras Arab mudah menyerap bumbu dan kaldu, sehingga sempurna untuk masakan rempah khas Arab.
Penggunaan dalam Masakan Timur Tengah
Beras Arab menjadi bahan dasar dalam berbagai makanan ikonik Timur Tengah, seperti:
📌 Nasi Mandhi
Masakan khas Yaman yang dimasak dengan daging (kambing atau ayam), rempah-rempah, dan nasi aromatik. Biasanya dimasak dalam satu panci tertutup agar semua rasa menyatu.
📌 Kabsah
Hidangan tradisional Arab Saudi, mirip dengan mandhi tapi dengan rempah yang lebih kompleks dan biasanya disajikan dengan saus tomat dan kismis.
📌 Biryani
Meski berasal dari anak benua India, biryani menjadi makanan yang sangat digemari di negara-negara Teluk, sering disajikan saat pesta atau acara keluarga besar.
Selain itu, beras Arab juga digunakan dalam:
- Nasi kebuli (pengaruh Arab-India di Indonesia)
- Nasi beriani
- Pilaf (nasi tumis)
Beras Arab dan Gaya Hidup Sehat
Menariknya, banyak orang kini mulai memilih beras Arab bukan hanya karena rasa, tapi juga karena nilai gizinya. Beberapa alasan meliputi:
- Kadar indeks glikemik rendah (khususnya basmati)
- Kandungan serat lebih tinggi dibanding beras putih biasa
- Lebih sedikit lengket dan lebih mudah dicerna
- Cocok untuk diet rendah gula dan pengendalian berat badan
Beras jenis ini menjadi pilihan utama di restoran sehat, katering diet, dan rumah tangga yang sadar nutrisi.
Perkembangan Tren di Indonesia
Di Indonesia, popularitas beras Arab semakin meningkat seiring dengan tumbuhnya restoran Timur Tengah dan kuliner Haji/Umrah. Selain itu, gaya hidup yang lebih modern dan eksperimental dalam memasak membuat banyak orang mencoba membuat sendiri hidangan mandhi atau kabsah di rumah.
Beras Arab kini mudah ditemukan di pasar modern, supermarket, dan toko online dengan berbagai merek seperti Tilda, Daawat, dan Al-Wazir. Bahkan, beberapa produsen dalam negeri mulai mengemas ulang beras impor untuk pasar lokal.
Kesimpulan
Beras Arab bukan sekadar bahan makanan—ia adalah bagian penting dari identitas kuliner Timur Tengah yang kaya rasa dan budaya. Dengan bentuk yang unik, aroma yang khas, dan fleksibilitas tinggi dalam berbagai jenis masakan, beras Arab layak dikenal lebih luas.
Apakah Anda seorang pecinta masakan Arab, pegiat kuliner, atau hanya ingin mencoba sesuatu yang baru di dapur, beras Arab bisa menjadi pintu gerbang menuju pengalaman rasa yang otentik dan berbeda.
Baca juga