https://kabarpetang.com/ Media sosial, terutama TikTok, telah menjadi ladang subur bagi berbagai tren gaya hidup. Salah satu yang sedang naik daun di kalangan anak muda adalah aksi drifting—teknik mengemudi yang melibatkan pengendalian kendaraan dalam kondisi selip—yang kini ramai dipamerkan dalam bentuk video pendek yang estetik dan penuh adrenalin.
Namun, di balik kesan “keren” tersebut, ada sejumlah risiko dan kesalahpahaman yang ikut terbawa. Artikel ini akan membahas fenomena drifting di TikTok dari tiga sisi: gaya, bahaya, dan pentingnya edukasi.
Apa Itu Drifting?
Drifting adalah teknik mengemudi yang membuat mobil meluncur menyamping (oversteer) namun tetap terkontrol. Awalnya berkembang di Jepang pada 1970-an dan menjadi populer melalui budaya motorsport serta film seperti Fast & Furious: Tokyo Drift.
Saat ini, drifting menjadi bagian dari olahraga otomotif resmi, dengan ajang kompetisi seperti:
- D1 Grand Prix (Jepang)
- Formula Drift (Amerika Serikat)
- Indonesia Drift Championship (IDC)
Namun yang muncul di TikTok sering kali bukan kompetisi resmi, melainkan:
- Aksi amatir di jalan umum
- Editing video estetik dengan musik keras dan efek slow-motion
- Mobil modifikasi yang difokuskan ke tampilan, bukan keamanan
Drifting Sebagai Gaya Hidup dan Konten
Fenomena ini bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma menjadi bagian dari gaya hidup digital:
- Banyak konten kreator yang menjadikan drifting sebagai identitas mereka.
- Anak muda menggunakan video drifting untuk membangun persona keren dan mendapatkan engagement tinggi.
- Estetika mobil sport, asap ban, dan suara mesin menjadi simbol status baru.
Ini memperlihatkan bagaimana budaya otomotif dan media sosial berbaur, menghasilkan ekosistem baru yang penuh kreativitas. Namun di saat yang sama, nilai edukatif sering kali terlupakan.
Bahaya di Balik Aksi Drifting
Sayangnya, tidak sedikit dari konten drifting TikTok yang:
- Dilakukan di jalan raya umum
- Tanpa pengamanan atau instruktur profesional
- Ditiru oleh penonton tanpa pengalaman cukup
Ini menghadirkan sejumlah risiko serius:
- Keselamatan Pengemudi dan Penonton
- Tanpa helm, sabuk pengaman, atau lintasan khusus, risiko kecelakaan meningkat tajam.
- Merusak Fasilitas Umum dan Lingkungan
- Ban selip di jalan aspal umum bisa merusak permukaan jalan dan meninggalkan asap beracun.
- Mendorong Perilaku Ilegal
- Beberapa pengguna justru mempromosikan aksi liar di jalan raya sebagai bentuk pemberontakan.
- Disinformasi tentang Dunia Otomotif
- Penonton menganggap drifting adalah “gaya mengemudi biasa” yang bisa dicoba siapa saja tanpa latihan.
Pentingnya Edukasi: Drifting Bukan untuk Semua
Drifting adalah teknik lanjutan yang hanya boleh dilakukan:
- Di area tertutup (sirkuit)
- Dengan pengawasan ahli
- Menggunakan kendaraan khusus yang sudah dimodifikasi
Edukasi kepada penonton, khususnya remaja dan pemula, sangat penting:
- Konten kreator otomotif harus menyisipkan disclaimer atau edukasi ringan
- Komunitas otomotif dapat mengadakan workshop atau kelas gratis
- Pemerintah dan sekolah bisa memfasilitasi program literasi lalu lintas berbasis media sosial
Peran Komunitas dan Influencer
Komunitas drifting di Indonesia sebenarnya cukup berkembang. Beberapa tokoh seperti:
- Akbar Rais, drifter profesional yang kerap mengedukasi publik
- Tim komunitas IDL (Indonesia Drift League)
Mereka menunjukkan bahwa drifting bisa jadi kegiatan positif jika:
- Dilakukan dengan prosedur keamanan lengkap
- Disertai latihan teknis bertahap
- Mendukung perkembangan industri otomotif nasional
Influencer yang peduli keselamatan bisa menjadi agen perubahan yang membalikkan tren berbahaya menjadi edukatif.
Drifting Aman di Era Digital
Jika dilakukan dengan benar, drifting bisa:
- Menjadi sarana prestasi bagi anak muda
- Meningkatkan minat terhadap teknik otomotif dan mekanika
- Mendorong pariwisata otomotif dengan event dan kompetisi
Namun, perlu ada kerjasama lintas sektor:
- Pemerintah: Menyediakan fasilitas sirkuit terbuka
- Swasta: Mendukung sponsorship kegiatan edukatif
- Media sosial: Menyediakan label atau filter konten risiko tinggi
Kesimpulan
Drifting di TikTok mencerminkan bagaimana teknologi dan gaya hidup dapat menciptakan tren baru. Namun di balik keindahan visual dan popularitasnya, terdapat bahaya nyata jika dilakukan tanpa edukasi dan tanggung jawab.
Sebagai penonton dan kreator, kita perlu sadar bahwa:
- Drifting bukan untuk semua orang
- Keamanan harus jadi prioritas utama
- Edukasi adalah kunci agar tren tidak berujung tragedi
Dengan pendekatan yang bijak, drifting bisa menjadi wadah ekspresi, pengembangan keterampilan, bahkan ajang kompetisi profesional—selama dilakukan di tempat yang tepat, oleh orang yang tepat, dengan cara yang tepat.
Baca juga https://dunialuar.id/