, , , , , , ,

Merek Lokal yang Menang di Global: Strategi Anti-‘Asing

oleh -148 Dilihat
brand lokal yang menang di global
brand lokal yang menang di global
banner 468x60

https://kabarpetang.com/ Di tengah dominasi merek global yang menguasai pasar dari segala lini, mulai dari fesyen, makanan, teknologi hingga kosmetik, merek-merek lokal Indonesia mulai menunjukkan taringnya. Mereka bukan hanya mampu bersaing di pasar dalam negeri, tetapi juga berani menantang pasar internasional. Bukan dengan meniru, melainkan dengan membangun identitas sendiri—sebuah strategi yang disebut banyak pakar sebagai pendekatan anti-‘asing’.

Tapi bagaimana mereka bisa menang di tengah gempuran globalisasi? Artikel ini membedah bagaimana merek-merek lokal Indonesia berhasil mengembangkan strategi jitu untuk menembus pasar global tanpa kehilangan akar budayanya.

banner 336x280

1. Dari Lokal ke Global: Momentum yang Tepat

Beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan besar dalam pola konsumsi global. Konsumen semakin mencari produk yang otentik, berkelanjutan, dan memiliki cerita kuat di baliknya. Merek lokal Indonesia seperti Eiger, Kopikina, Indomie, Erigo, Jamu Iboe, hingga Scarlett memanfaatkan tren ini untuk mendorong narasi lokal ke panggung internasional.

Contohnya, Indomie, meskipun sederhana, telah menjadi bagian dari budaya kuliner di banyak negara, dari Nigeria hingga Australia. Sementara Erigo sukses memanfaatkan platform seperti New York Fashion Week untuk memperkenalkan gaya Indonesia ke pasar mode global.


2. Strategi Anti-‘Asing’: Bukan Meniru, Tapi Menonjolkan Jati Diri

Strategi anti-‘asing’ bukan berarti anti-globalisasi, melainkan menolak pendekatan imitasi terhadap brand internasional. Merek lokal yang sukses tidak mencoba menjadi “versi lokal dari merek asing”, melainkan memilih untuk tampil berbeda.

Misalnya:

  • Jamu Iboe tetap mempertahankan pendekatan tradisional dalam produk dan kemasan, namun dengan branding modern yang membuatnya relevan di pasar wellness internasional.
  • Batik Fractal menggabungkan motif batik dengan teknologi algoritmik, menciptakan desain yang unik dan inovatif—berakar budaya, tapi tampil futuristik.

Dengan cara ini, merek lokal tampil otentik, menciptakan diferensiasi yang kuat dibanding brand global yang cenderung homogen.


3. Digitalisasi dan E-Commerce: Jalan Tol ke Dunia

Merek lokal kini punya akses ke pasar global lebih mudah lewat e-commerce. Platform seperti Tokopedia, Shopee, Etsy, Amazon, dan bahkan TikTok Shop menjadi jalan cepat ke konsumen global tanpa perlu kehadiran fisik.

Contoh:

  • Erigo memanfaatkan media sosial dan TikTok untuk membangun awareness global.
  • Kulina dan Dua Coffee mengoptimalkan strategi digital cross-border untuk menarik pasar Asia dan Timur Tengah.

Strategi ini disebut “digital ekspor”—tanpa ekspedisi massal, hanya dengan kehadiran digital yang kuat, produk lokal bisa melintasi batas negara.


4. Kekuatan Cerita Lokal (Storytelling)

Merek lokal sukses biasanya memiliki cerita kuat yang menggugah emosi konsumen. Cerita ini bukan dibuat-buat, tapi berasal dari nilai, sejarah, atau misi sosial yang autentik.

  • SukkhaCitta, misalnya, menjual busana berbasis pemberdayaan perempuan desa dan pelestarian alam. Cerita mereka tentang “pakaian yang mengubah hidup” menjadi daya tarik utama di pasar Barat.
  • Du’Anyam menjual kerajinan tangan buatan perempuan Nusa Tenggara Timur dengan nilai sosial tinggi.

Di pasar global, cerita menjual lebih dari sekadar produk. Konsumen ingin merasa terhubung, dan merek lokal punya bahan cerita yang sangat kaya.


5. Kolaborasi Global, Produksi Tetap Lokal

Strategi lainnya adalah berkolaborasi dengan entitas global tanpa mengorbankan produksi lokal. Contohnya:

  • SabangMerauke menggaet desainer luar untuk kolaborasi edisi khusus, tapi seluruh bahan dan produksi tetap di Indonesia.
  • Janji Jiwa menggandeng mitra internasional untuk ekspansi waralaba, namun tetap menjaga branding, bahan, dan nilai lokal.

Dengan ini, merek tetap tumbuh secara internasional tanpa kehilangan keasliannya.


6. Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas

Merek lokal yang menarget pasar global tidak mengejar volume semata. Mereka lebih memilih kualitas tinggi dan segmentasi niche market, contohnya:

  • Pijakbumi yang menjual sepatu sustainable dengan target pasar conscious buyer.
  • Klen and Kind, brand skincare alami, menarget pasar organik dan eco-conscious di Jepang dan Eropa.

Strategi ini membuat brand lebih mudah diterima oleh pasar internasional yang menghargai detail dan keunikan.


7. Dukungan Pemerintah dan Ekosistem

Tak bisa dimungkiri, intervensi positif pemerintah dan lembaga seperti Kemenparekraf, Kementerian Perdagangan, dan BEKRAF membantu banyak merek lokal berkembang. Program seperti “Go Global UMKM”, Bali Creative Economy Center, dan Indonesia Pavilion di Dubai Expo memberi panggung global untuk produk lokal.

Lebih dari itu, inkubator startup, kolaborasi BUMN, hingga pembiayaan berbasis digital (seperti crowdfunding) juga menjadi bagian dari ekosistem yang mendukung pertumbuhan merek lokal.


8. Tantangan: Skala Produksi dan Standar Internasional

Meski banyak kisah sukses, tantangan tetap besar, terutama dalam hal:

  • Skalabilitas produksi untuk memenuhi permintaan global.
  • Standar kualitas dan sertifikasi internasional.
  • Hak paten dan perlindungan merek di luar negeri.

Oleh karena itu, strategi jangka panjang perlu mencakup aspek legalitas, supply chain, hingga manajemen distribusi global.


Kesimpulan: Merek Lokal Bisa, Asal Berani Tampil Berbeda

Dominasi asing bukan akhir dari kisah merek lokal. Justru di tengah pasar yang jenuh dengan produk generik global, keunikan lokal menjadi keunggulan kompetitif.

Merek lokal Indonesia yang sukses menembus pasar global bukan yang mencoba menjadi “seperti merek luar”, tetapi justru yang menonjolkan keunikan Indonesia itu sendiri—budayanya, ceritanya, dan misinya. Strategi anti-‘asing’ bukan anti-kemajuan, tapi keberanian untuk menang dengan identitas sendiri.


Baca juga https://angginews.com/

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.